Powered By Blogger

Senin, 10 Januari 2011

MAKALAH SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA
SIDAT (Anguilla sp)







Disusun oleh:
Yulia Ayu Suzana (A 420 080 013)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
MAKALAH SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA
SIDAT (Anguilla sp)

Sidat (Anguilla sp) merupakan salah satu species hewan vertebrata dari kelompok pisces. Secara kasat mata, ikan sidat memiliki bentuk yang menyerupai belut. Secara fisik belut memiliki bentuk kepala lancip dan bulat, sedangkan ikan sidat ini mempunyai bentuk kepala segitiga, badan berbintik-bintik, dan ekor yang mirip ekor lele. Sidat juga bukan belut berkuping. Karena, yang selama ini dianggap telinga, sebenarnya adalah sirip. Dilihat dari ukurannya, panjang tubuh belut akan mentok di kisaran 60 cm. Sedangkan panjang sidat berkisar 80 cm−125 cm. Bobot terberat binatang ini juga bisa menyentuh angka 1 kg. Bahkan, di Pulau Enggano, Propinsi Bengkulu pernah ditemukan ikan sidat dengan berat sampai 10 kg.
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Sidat (Anguilla sp)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Osteichthyes
Ordo : Anguilliformes
Family : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla sp.
Sidat mempunyai bentuk yang memanjang seperti ular, tidak mempunyai sirip perut dan punggung tidak berduri. Sisik pada ikan sidat berbentuk kecil membujur. Sirip dada sempurna, mata tertutup oleh kulit. Lubang hidung terletak di muka mata, mulut agak miring dan sampai melewati mata.
Famili Anguillidae merupakan ikan yang tinggal di dasar perairan dengan bentuk tubuh menyerupai ular, mempunyai sisik kecil yang tersusun dalam suatu kelompok yang tersembunyi dalam kulit. Genus Anguilla dapat dibedakan dengan genus lainnya dengan adanya sirip dada dan awal sirip punggung yang agak jauh dari kepala serta tutup insang terletak dekat dengan bagian dada (pectoral). Genus ini merupakan satu-satunya yang termasuk dalam famili Anguillidae, sehingga ciri dari genus Anguilla juga merupakan ciri dari famili Anguillidae.
Jenis ikan sidat yang terdapat di perairan Indonesia di antaranya adalah Anguilla bicolor dengan warna kulit bagian punggung coklat polos. Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur menyatu serta memiliki sirip dada. Permukaan sirip punggung terletak di atas dubur. Anguilla nebulosa dengan warna kulit pada bagian punggung coklat seperti marmer. Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur menyatu serta memiliki sirip dada. Permukaan sirip punggung terletak di depan dubur.

Habitat dan Siklus Hidup
Tahap-tahap siklus hidup ikan sidat yang dikenal dengan beberapa nama umum yaitu : larva (leptocephalus), sidat kaca (glass eel), elver, sidat kuning (yellow eel) dan sidat perak (silver eel). Ikan sidat termasuk katadromous, aktif mencari makan di malam hari (nocturnal) dan hidup di perairan tawar kemudian bermigrasi (ruaya) ke laut dalam untuk melakukan pemijahan.
Telur-telur yang telah dikeluarkan oleh ikan sidat dewasa akan naik dan mengapung dekat permukaan air. Telur-telur tersebut akan menetas sekitar 24 jam, kemudian berubah bentuk menjadi larva kecil (pralarva) yang berukuran 5 mm. Ikan planktonik kecil ini secara berangsur-angsur tumbuh menjadi leptocephalus berbentuk daun yang transparan dan hanyut dibawa arus. Selama fase pelagik pada saat larva (leptocephalus) mencapai ukuran tertentu dan akan mengalami metamorfosis. Tahap selanjutnya adalah tahap di mana bentuk ikan sidat kecil sudah menyerupai keseluruhan morfologi ikan sidat kuning tetapi belum memiliki pigmentasi eksternal sehingga disebut glass eel (sidat kaca). Sidat kaca beruaya secara aktif ke arah daratan dan perairan tawar, mulai memiliki pigmentasi eksternal ketika memasuki kawasan pantai.
Pertumbuhan tahap selanjutnya dari elver ini, yaitu pertumbuhan ikan sidat tahap kuning (yellow eel) atau tahap coklat (brown eel), dan tahap perak (silver eel). Selama kehidupan di perairan tawar, disebut ikan sidat tahap kuning atau coklat dikarenakan warna tubuh yang coklat kekuning-kuningan.
Ikan sidat hidup 2-3 tahun di air tawar sebelum kembali ke laut untuk melakukan pemijahan. Periode lamanya waktu hidup di perairan tawar tersebut bervariasi menurut spesies dan lingkungan. Tahap akhir ikan sidat hidup di perairan tawar terlihat pada perubahan pigmen tubuh menjadi warna perak, sehingga disebut ikan sidat perak. Ikan sidat yang berwarna keperak-perakan ini telah siap untuk melakukan ruaya dan selanjutnya memijah di laut dalam.
Ikan sidat betina lebih menyukai perairan esturia, danau dan sungai-sungai besar yang produktif, sedangkan ikan sidat jantan menghuni perairan berarus deras dengan produktifitas perairan yang lebih rendah.  Hal ini menunjukkan bahwa perubahan produktifitas suatu perairan dapat mempengaruhi  distribusi jenis kelamin dan rasio kelamin ikan sidat.  Perubahan produktifitas juga sering dihubungkan dengan perubahan pertumbuhan dan fekunditas pada ikan. Ikan sidat jantan tumbuh tidak lebih dari 44 cm dan matang gonad setelah berumur 3-10 tahun.  Anguilla sp. tergolong gonokhoris yang tidak berdiferensiasi, yaitu kondisi seksual berganda yang keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi intersex yang spontan.
Stadia perkembangan ikan sidat baik tropik maupun subtropik (temperate) umumnya sama, yaitu stadia leptochephalus, stadia metamorphosis, stadia glass eel atau elver, yellow eel dan silver eel (sidat dewasa atau matang gonad). Setelah tumbuh dan berkembang di perairan tawar, sidat dewasa (yellow eel) akan berubah menjadi silver eel (sidat matang gonad), dan selanjutnya akan bermigrasi ke laut untuk berpijah.  Lokasi pemijahan sidat tropis diduga berada di perairan Samudra Indonesia, tepatnya di perairan barat pulau Sumatera.
Juvenil ikan sidat hidup selama beberapa tahun di sungai-sungai dan danau untuk melengkapi siklus reproduksinya. Selama melakukan ruaya pemijahan, induk sidat mengalami percepatan pematangan gonad dari tekanan hidrostatik air laut, kematangan gonad maksimal dicapai pada saat induk mencapai daerah pemijahan. Proses pemijahan berlangsung pada kedalaman 400 m, induk sidat mati setelah proses pemijahan.
Waktu berpijah sidat di perairan Samudra Hindia berlangsung sepanjang tahun dengan puncak pemijahan terjadi pada bulan Mei dan Desember untuk Anguilla bicolor bicolor, Oktober untuk Anguilla marmorata, dan Mei untuk Anguilla nebulosa nebulosa . Di perairan Segara Anakan, Anguilla bicolor dapat ditemukan pada bulan September dan Oktober, dengan kelimpahan tertinggi pada bulan September .Makanan utama larva sidat adalah plankton, sedangkan sidat dewasa menyukai cacing, serangga, moluska, udang dan ikan lain. Sidat dapat diberi pakan buatan ketika dibudidayakan. Pakan terbaik untuk sidat pada stadia preleptochepali adalah tepung telur ikan hiu, dengan pakan ini sidat stadia preleptochepali mampu bertahan hidup hingga mencapai stadia leptochepali.
Kedatangan juvenil sidat di estuaria dipengaruhi oleh beberapa factor lingkungan, terutama salinitas, debit air sungai, ‘odeur’ air tawar dan suhu.  Elver yang sedang beruaya anadromous menunjukkan kadar thyroid hyperaktif yang tinggi, sehingga bersifat reotropis (ruaya melawan arus). Elver juga bersifat haphobi (menghindari massa air bersalinitas tinggi) sehingga memungkinkan ruaya melawan arus ke arah datangnya air tawar.
Makanan
Pada penggunaan pakan buatan jumlah pakan yang diberikan untuk ikan sidat yang berumur 2 bulan yaitu sebanyak 3% dari bobot biomassa per hari. Pada usaha budidaya sidat di Jepang pakan yang diberikan untuk sidat ukuran larva hingga benih yaitu sebesar 25% bobot biomassa ikan sidat per hari sebanyak dua kali sehari.

Shelter (Naungan)
Penggunaan shelter pada kegiatan budidaya adalah salah satu upaya untuk meningkatkan produksi. Pada udang, shelter digunakan untuk memberikan tempat yang aman bagi pasca larva untuk ganti kulit (moulting) yang dapat menekan angka kematian karena adanya kanibalisme. Shelter yang digunakan pada udang adalah daun kelapa kering, pipa paralon, plastik bergelombang, kerai dari bambu, dan tanaman air. Shelter juga digunakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup larva teripang pasir yang sifatnya menempel terdiri dari shelter kain, plastik dan kaca.
Ikan sidat di alam hidup bergerombol dan cenderung berada di dasar perairan. Post larva ikan sidat cenderung sebagai penghuni dasar perairan dan bersembunyi di dalam lubang, terowongan, potongan-potongan tanaman atau substrat lain sebagai pelindung. Tingkah laku ini mencerminkan kebiasaan makan, strategi dalam menghindari predator dan pengaruh penangkapan.
Ikan sidat adalah jenis ikan yang tidak menyukai cahaya kuat dan merupakan ikan dasar yang suka bernaung khususnya pada waktu siang hari ketika cahaya matahari menembus sampai ke dasar sungai. Sidat aktif berenang pada malam hari tetapi ketika siang hari sidat akan bersembunyi di bawah onggokan tanah atau di bawah bebatuan. Aktivitas sidat akan meningkat pada malam hari, sehingga jumlah elver yang tertangkap pada malam hari lebih banyak daripada yang tertangkap pada siang hari. Elver cenderung memilih habitat yang memiliki salinitas rendah dengan turbiditas tinggi. Salinitas dan turbiditas merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan.  Kelimpahan elver yang paling tinggi terjadi pada saat bulan gelap.Ikan sidat mampu beradaptasi pada kisaran suhu 12oC-31oC, sidat mengalami peurunan nafsu makan pada suhu lebih rendah dari 12oC.  Salinitas yang bisa ditoleransi berkisar 0-35 ppm.  Sidat mempunyai kemampuan mengambil oksigen langsung dari udara dan mampu bernapas melalui kulit diseluruh tubuhnya
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran baik panjang volume atau berat dalam satu waktu tertentu. Pada stadia juvenil, ikan sidat mempunyai laju pertumbuhan yang cepat, di mana panjang berat bersifat linier. Hal ini disebabkan karena pada stadia juvenil belum terjadi perkembangan gonad, sehingga kelebihan energi yang masuk seluruhnya digunakan untuk pertumbuhan. Umumnya di daerah tropis makanan merupakan faktor yang sangat berpengaruh demi pertumbuhan ikan sidat. Pada keadaan normal, ikan akan mengkonsumsi makanan relatif lebih banyak sehingga pertumbuhannya sangat cepat. Selain itu keberhasilan dalam mendapatkan makanan akan menentukan pertumbuhan ikan tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa khusus untuk daerah tropis, pertumbuhan terjadi pada bulan April hingga September, dan pada periode tersebut ikan sidat aktif dalam mencari makan.
Beberapa penyebab pertumbuhan larva lambat adalah nafsu makan kurang, kualitas pakan tambahan rendah dan jumlah pakan yang kurang, serta padat penebaran yang terlalu tinggi. Selain itu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya kelangsungan hidup benih ikan sidat, adalah persiapan bak atau wadah pemeliharaan benih yang kurang sempurna, padat penebaran yang terlalu tinggi, adanya serangan penyakit ekor putih.

Kandungan gizi ikan sidat (Anguilla sp)
Ikan sidat disebut juga ikan moa, dan nama ilmiahnya adalah Anguilla japonica. Ikan sidat adalah sejenis ikan yang mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya akan protein serta vitamin D dan E, serta mempunyai mucoprotein yang kaya, disebut sebagai asam amino lemak ganggang dan asam ribonukleat.
Ikan sidat sangat berharga, sejak zaman kuno telah mendapat nama harum seperti “ginseng air”, “emas lunak” dan lain lain, terdapat catatan rincinya pada “Kitab Obat-Obatan Herbal China”, “Kumpulan Obat Ajaib China” dan catatan-catatan kuno lainnya. Ikan sidat dapat meninggalkan hidup di air, daya adaptasinya sangat kuat, dapat hidup di laut, juga dapat hidup di sungai, maupun air tawar.
Sampai sekarang, ikan sidat tak dapat dibudidaya oleh manusia, oleh karena itu nilainya sangat tinggi. Penelitian kedokteran moderen menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan sidat sangat tinggi, di antaranya kandungan vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin A masing-masing adalah 25 kali lipat, 5 kali lipat dan 45 kali lipat susu sapi, kandungan zinc (emas otak) merupakan 9 kali lipat susu sapi. Terutama beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwa ikan sidat mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang tinggi yang tak ada pada hewan lainnya, sehingga dapat merupakan makanan utama yang memenuhi nafsu makan manusia, tanpa perlu kuatir badan akan menjadi gemuk. Rasa ikan sidat harum dan enak, disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam memperpanjang umur dan melawan kelemahan dan penuaan tak ternilai.
Ikan sidat (Anguilla sp) mungkin belum terlalu dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat sangat mahal. Ikan yang mampu langsung melipatgandakan vitalitas pria serta baik bagi ibu hamil dan tumbuh kembang anak ini sarat dengan kandungan gizi. Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.
Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.

Banyak orang Indonesia yang bahkan belum pernah mencicipi ikan asli Indonesia ini. Banyak yang penasaran dan ingin mencicipi ikan terbaik, terlezat, dan paling bergizi ini. Untuk itulah acara anjangkarya yang keempat kalinya ini kami adakan. Acara jalan2 sambil mencicipi ikan sidat serta belajar dan melihat langsung kehidupan serta budidaya ikan sidat ini akan dilangsungkan tanggal 16 Oktober 2010 langsung di tambak ikan sidat Karawang.
Sumber ikan sidat tersebar di berbagai daerah di dunia, pembiakan dengan penangkapan tunas ikan sidat alami dan menjadi ikan sidat air tawar sangat jarang, sedangkan keistimewaan ikan sidat air tawar mempunyai masa pertumbuhan yang pendek dan tak terpolusi zat logam. Teknologi menemukan bahwa daya hidup ikan sidat yang ajaib bersumber dari tulang sum-sumnya yang besar dan kuat. Penelitian modern menunjukkan bahwa tulang sum-sum ikan sidat mengadung beratus-ratus jenis zat bergizi, gizi dan nilai farmakologinya yang istimewa telah mendapat perhatian yang luas dari para pakar.







LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar